Batu Aceh dipahat sekitar tahun 1700 masehi, sebagai pengganti kerbau yang dijanjikan oleh kerajaan Syeh Aceh Singkil. Legendanya Batu ini dipahat oleh Kerjaan Syeh Aceh Singkil sebagai pengganti kerbau di lokasi kerajaan marga Angkat Kuta Selam. Hingga saat ini Batu Aceh tersebut menjadi salah satu tempat berziarah bagi warga aceh dan marga angkat yang konon diakui dapat menyembuhkan penyakit setelah melakukan ziarah ke tempat tersebut. Batu Aceh ini juga merupakan legenda titik nol persebaran ajaran agam islam di wilayah Kabupaten Dairi yang dulu merupakan karasidenan tapanuli dan dari sinilah penyebaran agama islam tersebut sampai ke kabupaten karo sampai ke daerah-daerah lainnya . Batu Aceh ini ada hubungan dengan titik nol persebaran agama islam di Barus Kab. Tapanuli Tengah yang rute perjalanannya sampai ke aceh.