Kelurahan Sidiangkat berada di Kecamatan Sidikalang yang ditetapkan menjadi Desa / Kampung Wisata yang berbatasan di sebelah Barat dengan Desa Karing, sebelah Timur dengan Kelurahan Batang Beruh, sebelah Utara dengan Kelurahan Panji Dabutar / Kabupaten Pakpak Bharat dan sebelah selatan dengan desa Belang Malum.
Kelurahan ini berada di posisi strategis yang berada di link jalan Negara menghubungkan kota Sidikalang dengan Kabupaten Pakpak Bharat, Kota Subulusalam, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Selatan, sehingga jalur transportasi sangat lancar. Jarak antara Kota Sidikalang dengan Kelurahan Sidiangkat berkisar 1,5 km. Jalan dari kelurahan ini juga dihubungkan dengan Desa Karing / Kecamatan Berampu
Masyarakat yang tinggal dan menetap di kelurahan ini terdiri dari laki-laki sebanyak 2.412 jiwa dan perempuan sebanyak 2.353 yang setara dengan 1.165 Kepala Keluarga. Keseharian masyarakat tersebut bekerja sebagai petani sebanyak 70 %, sektor jasa sebanyak 15 %, pegawai swasta / pemerintah sebanyak 5 % dan lainnya sebanyak 10 % dari total jumlah penduduk sebanyak 4.765 jiwa.
Tingkat pendidikan di kelurahan ini dapat diuraikan sebanyak 1.376 jiwa tamatan Sekolah Dasar, 1.115 jiwa tamatan Sekolah Menengah Pertama, 1.566 jiwa tamatan Sekolah Menengah Atas, 123 jiwa tamatan Diploma Tiga, 276 jiwa tamatan Diploma Empat/S1, 30 jiwa tamatan Strata 2 dan sisanya tidak tamat Sekolah Dasar dan usia belum sekolah.
Potensi wisata di Kelurahan ini terdiri dari “Lae Simbellen” yang membentang dari hulu (Kelurahan Panji Dabutar/Kabupaten Pakpak Bharat sampai ke Desa Karing/Kecamatan Berampu. Di sungai “Lae Simbellen” ini terdapat jenis ikan “Kaperras” yang rasanya sangat alami dan manis dan sering dijadikan warga sekitar untuk kegiatan memancing. Sungai ini juga dimanfaatkan penduduk sebagai tempat mandi, airnya bening dan sejuk, alami dan belum tercemar.
Kolam pancing juga ada di kelurahan ini yang dapat dijadikan sebagai tempat adu nasip mendapatkan ikan, kolam pancing ini dirancang menjadi sebuah arena pertandingan /perlombaan mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya dengan waktu yang ditentukan. Jenis ikan yang di tawarkan seperti ikan emas, ikan nila dan lele dumbo.
Di Kelurahan Sidiangkat terdapat spot wisata “Batu Aceh”. Spot ini memiliki nilai histori, budaya yang berciri tersendiri. Posisi “Batu Aceh” berada di “Kampung Selam” menuju arah ke Desa Karing atau sering disebut Jalan Batu Kapur. Spot wisata budaya ini terbuat dari batu yang dipahat sekitar 350an tahun silam bermotif lambang kebesaran gerga Aceh. Sejarah “batu aceh memiliki narasi panjang antara kerajaan Syieh di Aceh Singkil dengan Kerajaan Syieh di Kampung Marga Angkat (Sidiangkat) dan menjadi titik nol persebaran ajaran agama Islam di Karasidenan Tapanuli di jaman Hindia Belanda yang sekarang Kabupaten Dairi (Pakpak Landen) sampai ke daerah-daerah lainnya yang rute awalnya dimulai dari Barus-Singkil-Dairi. Hingga saat ini spot wisata “Batu Aceh” sering dijadikan warga keturunan Marga Angkat, warga Aceh dan masyarakat umum sebagai tempat ziarah memohon kesehatan kepada sang pencipta. Persis dibawah “Batu Aceh” terdapat pula mata air yang berguna untuk kehidupan, airnya jernih, alami dan langsung dapat diminum. Untuk melakukan prosesi ziarah ke tempat ini, peziarah (wisatawan) harus didampingi keturunan Marga Angkat dan dibuka setiap hari.
Potensi yang tidak kalah menariknya dan menjadi potensi unggulan di kelurahan ini yaitu “Puncak Sidiangkat”. Obyek wisata Puncak Sidiangkat mulai di bangun pada tahun 2017 oleh seorang penggiat pariwisata Sinlit Siong Sinaga yang saat ini di angkat menjadi ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Sidiangkat. Bangunan-bangunan spot wisata yang sudah ada terdiri dari spot foto, outbound bernuansa forestry, camping area yang dilengkapi dengan fasilitas pondok wisata, parkir, toilet, kuliner khas jagung manis, pecal pedas sidiangkat, kopi nona nantampuk mas, homestay.
Posisi puncak sidiangkat berada sekitar 200 meter dari jalan Negara yang menghubungkan Sidikalang-Pakpak Bharat-Subulusalam-Aceh singkil-Aceh Selatan menyuguhkan view yang menakjubkan dan bebas memandang ke Kabupaten Pakpak Bharat, Aceh Singkil, Kota Sidikalang, Berampu, Siempat Nempu Hulu, Pegagan Hilir, Siempat Nempu, apalagi saat sore hari jarak pandang semakin tampak jelas ke posisi tersebut.
Pengelolaan kepariwisataan di desa wisata ini mengutamakan penyelenggaraan protokol kesehatan untuk setiap pengunjung. Saat pengunjung ingin memasuki kawasan ini harus terlebih dahulu mencuci tangan, dan diwajibkan pakai masker. Selain itu tujuan wisatawan pun diarahkan untuk menjaga kelangsungan lingkungan hidup, dimana seiap pengunjung diedukasi untuk tidak membuang sampah sembarangan dan memelihara ekosistem yang ada.
Desa / Kampung Wisata Sidiangkat tergolong sudah berbenah, berproses dan berkembang yang dikelola Kelompok Sadar Wisata dan menciptakan daya tarik wisata yang positif, hal yang paling dapat menggambarkannya yakni meningkatnya kunjungan wisata dari tahun ke tahun dan rata-rata kunjungan wisata ke kawasan ini mencapai rata-rata 40-50 orang perhari, dan diharapkan dengan gelaran Anugrah Desa Wisata Tahun 2022 akan semakin dikenal calon wisatawan dari seluruh penjuru tanah air.
Belum ada atraksi